Khamis, 4 Julai 2013

Ibnu Al-Banna Al-Marrakushi (Pakar Matematik Islam Tersohor)


SMAHADZIR

IBNU AL-BANNA AL-MARRAKUSHI dikenali sebagai pakar matematik Islam tersohor dari Morocco pada abad ke 13 Masehi. Sumbangannya bagi pengembangan matematik sungguh sangat tidak ternilai. Melalui buku yang ditulisnya berjudul Talkhis Amal Al-Hisab (Ringkasan dari Operasi Aritmatik) dan Raf Al-Hijab, beliau memperkenalkan beberapa notasi matematik yang membuat para para sejarawan sains dan ilmuan percaya bahawa simbolisme Aljabar pertama kali dikembangkan peradaban Islam.

Menurut sejumlah catatan sejarah, Al-Banna dan Al-Qalasadi merupakan penemu notasi matematik. Dedikasinya dalam mengembangkan matematik telah diakui dunia. Untuk mengenang jasa-jasanya bagi kemajuan matematik, para ilmuan dunia mengabadikan namanya di salah satu kawah bulan yang diberi nama Al-Marrakushi.

Al-Banna juga menjadi satu dari 24 ilmuan Islam tersohor yang namanya diabadikan di kawah bulan. Pakar matematik Islam tersohor itu bernama lengkap Abu’l-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Utsman Al-Azdi. Dalam catatan sejarah, tidak ada keterangan dengan jelas apakah Al-Banna lahir di kota Marrakesh atau di wilayah yang diberi nama Marrakesh, Morocco oleh bangsa Eropah.

Ada pula yang menyebut Al-Banna dilahirkan di Granada di Sepanyol dan kemudian berhijrah ke Afrika Utara untuk mendapatkan pendidikan dan pengalaman hidup. Yang pasti, menurut sejarawan matematik JJ O’Connor dan EF Robertson, Al-Banna menghabiskan sebahagian besar hidupnya di Morocco. Al-Banna lahir pada Disember 1256. Waktu itu, Suku Banu Marin di Morocco merupakan sekutu Kekhalifahan Umayyah di Cordoba, Sepanyol. Suku tersebut kemudian tinggal di bahagian timur Morocco di bawah kepemimpinan Abu Yahya. Mereka mulai menaklukkan daerah-daerah di sekitarnya. Suku Banu Marin menaklukan Fez pada 1248 dan menjadikan wilayah tersebut sebagai ibu kota.

Kemudian mereka menakluk Marrakesh dari kekuasaan suku Muwahhidun yang berkuasa pada 1269. Dengan demikian Suku Banu Marin mengambil alih kekuasaan di seluruh Morocco. Setelah mereka berjaya menaklukkan Morocco, Banu Marin cuba membantu Granada untuk mencegah kemajuan peradaban Kristian. Hubungan erat antara Granada dan Morocco itulah yang membuat para sejarawan kesukaran untuk menjelaskan dan mengetahui secara pasti asal Al-Banna. Menurut O’Connor dan Robertson, Al-Banna menyelesaikan studinya di Morocco. Matematik adalah bidang kajian yang disukainya.

Waktu itu, matematik merupakan ilmu kegemaran. Al-Banna sangat cinta dengan geometri serta memiliki ketertarikan untuk mempelajari Elemen Euclid. Beliau juga mempelajari angka-angka pecahan dan belajar banyak dari orang-orang Arab yang telah mencipta matematik 400 tahun sebelumnya. Menurut O’Connor, suku Banu Marin memiliki budaya yang kuat untuk belajar serta mencari ilmu pengetahuan.

Banu Marin juga menjadikan Kota Fez sebagai pusat kajian dan kebudayaan Islam. Di Universiti Fez, Al-Banna mengajar semua cabang ilmu matematik termasuk aritmatik, Aljabar, geometri dan astronomi. Fez merupakan kota yang berkembang dengan pesat. Di kota itu berdiri dengan megah istana kesultanan, madrasah, universiti, serta, masjid yang megah. Selama mengajar di universiti di kota Fez, Al-Banna mengembangkan komuniti akademik. Beliau memiliki begitu banyak murid. Hal ini menunjukkan pengaruh Al-Banna yang sangat kuat di mata muridnya. Komuniti akademik itu melakukan kajian dan diskusi dalam mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, khususnya matematik.

Al-Banna merupakan penulis yang sangat produktif. Dia telah melahirkan sejumlah karya besar dan tersohor. Tidak kurang terdapat 82 karya Al-Banna yang didaftar oleh Renaud. Namun tidak semua karya Al-Banna berupa tulisan tentang ilmu matematik, meskipun kebanyakan karyanya adalah matematik. Dia menulis buku berisi pengantar Elemen Euclid. Selain itu, menulis sebuah teks tentang Aljabar, dan menulis berbagai karya tentang astronomi. Para sejarawan sains mengaku kesukaran untuk mengetahui secara pasti jumlah karya asli Al-Banna. Pasalnya, dia juga banyak menyadur buku karya pakar matematik Islam terdahulu. Kini, sebahagian karya Al-Banna telah hilang.

Dalam membuat karyanya, Al-Banna memang mendapatkan banyak pengaruh dari para pakar matematik Arab sebelumnya. Al-Banna merupakan orang pertama yang mempertimbangkan pecahan sebagai perbandingan antara dua angka dan dia adalah orang pertama yang menggunakan ekspresi almanak, dalam sebuah karya yang berisi data pakar astronomi dan meteorologi.

Karya Al-Banna yang paling terkenal adalah Talkhis Amal Al-Hisab (Ringkasan dari Operasi Rritmatika) dan Raf Al-Hijab. Kedua buku itu berisi komentar-komentar Al-Banna terhadap karyanya Talkhis amal Al-Hisab. Dalam karyanya itu, Al-Banna memperkenalkan beberapa notasi matematik yang membuatkan para ilmuan percaya bahawa simbolisme aljabar pertama kali dikembangkan pakar matematik Islam yakni Al-Banna dan Al-Qalasadi.

Dalam buku Raf Al-Hijab, Al-Banna menjelaskan berbagai macam pecahan matematik dan mereka terus digunakan untuk menghitung perkiraan dari nilai akar kuadrat. Hasil menarik lainnya terdapat pada seri menjumlahkan hasil. Berikut contoh rumus matematik yang dikembangkan oleh Al-Banna.

13 + 33 + 53 + ... + (2n-1)3 = n2(2n2 - 1) dan
12 + 32 + 52 + ... + (2n-1)2 = (2n + 1)2n(2n - 1) atau 6.

Mungkin yang paling menarik dari karya Al-Banna adalah bekerjanya koefisien binomial yang dijelaskan secara terperinci dalam bukunya tersebut. Al-Banna menunjukkan bahawa:

pC2 = p(p-1) atau 2
lalu
pC3 = pC2(p-2) atau 3.
Memang hal itu sukar dijelaskan tetapi akhirnya Al-Banna menerangkan bahawa:
pCk = pCk-1(p - (k - 1)) atau k.
sehingga hasilnya
pCk = p(p - 1)(p - 2)...(p - k + 1) atau (k !)

Sebenarnya karya Al-Banna merupakan langkah kecil dari hasil segitiga Pascal yang tiga abad sebelumnya dijelaskan Al-Karaji. Meski begitu, ada sesuatu yang lebih fundamental dari pada segitiga Pascal, hasil itu justeru merupakan kombinatorial ekskedudukan Al-Banna, bersama-sama membentuk hubungan antara angka dan kombinasi poligonal.

Karya Besar

Sebelum menjadi pakar matematik hebat, Al-Banna lebih banyak belajar ilmu-ilmu tradisional seperti, bahasa Arab, Tata Bahasa (nahwu dan sharf), hadis, fikih, tafsir Al-Quran di kampung halamannya. Setelah itu, beliau diperkenalkan dengan matematik dan ilmu kedoktoran oleh guru-guru pembimbingnya. Al-Banna diketahui pernah dekat dengan Saint Aghmat, Abu Zayd Abdur Rahman Al-Hazmiri yang kemudian dikenali sebagai orang yang selalu mengarahkan dan memanfaatkan pengetahuan matematik Ibnu Al-Banna untuk tujuan yang bersifat ramalan.

Al-Banna juga menjadi salah seorang yang mampu menguraikan atau menjabarkan prinsip-prinsip perhitungan dari bentuk-bentuk ghubar (hisab ghubar adalah suatu kaedah perhitungan yang berasal dari Parsi). Dia juga menjadi seorang figur yang sangat tersohor dan dikenali sebagai saintis yang ajaib. Betapa tidak. Kebijakan dan kemampuannya sangat luar biasa dan mampu melebihi manusia pada umumnya. Hal ini dia lakukan dengan menerapkan ilmu pengetahuan ilmiahnya. Meskipun demikian, para biografer memuji kerendahan hatinya dan kesolehannya sebagai hamba Allah s.w.t.

Dia mempunyai sifat dan tingkah laku yang sangat baik dan santun. Karya-karya Al-Banna sebenarnya lebih dari 80 judul dengan berbagai macam variasi ilmu pengetahuan yang berbeza-beda. Karya-karyanya itu meliputi ilmu tata bahasa (nahwu), bahasa retorika, fikih, ushulluddin (perbandingan agama), tafsir Al-Quran, logika, pembahagian warisan (Al-farai’d), ramalan, pakar astronomi, meteorologi dan matematik, juga termasuk sebuah resume karya Imam Al-Ghazali, ‘Ihya’ Ulumuddin’.

Namun hanya sebahagian karyanya yang dapat bertahan sampai sekarang ini. Di antara karya-karyanya tersebut antara lain; Talkhis fi Amal Al-Hisab, Risalah fi Ilm Al-Masaha, Al-Maqalat fi Al-Hisab,Tanbih Al-Albab, Mukhtashar Kafi li Al-Mutallib, Al-Ushul Al-Muqaddamat fi Al-Jabr wa Al-Muqabala, Minhaj li Ta’dil Al-Kawakib, Qanun li Tarhil asy-Syams wa Al-Qamar fi Al-Manazil wa ma Kifat Auqat Al-Lain wa Al-Nahar, Kitan Al-Yasar Taqwim Al-Kawakib as-Sayyara, Madkhal an-Nujum wa Taba’i Al-Huruf, Fi Ahkam Al-Nujum, dan Al-Manakh.


Dari sekian banyak karyanya, yang paling penting adalah Talkhis fi Amal Al-Hisab, yang menjadi perhatian para ilmuan. Karyanya itu juga telah diterjemahkan oleh A Marre, dan diterbitkan secara terpisah, di Roma pada 1865. Sebagai seorang ilmuan yang hebat, Al-Banna pernah mendapat penghargaan yang tinggi dari Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun berharap agar karya-karya Al-Banna dapat dikembangkan para ilmuan sepeninggalannya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan