Isnin, 15 November 2010

Nyamuk: Penghisap Darah?

SYED MAHADZIR SYED IBRAHIM


DALAM Al-Quran, Allah s.w.t seringkali menyeru manusia untuk mempelajari alam dan menyaksikan ‘ayat-ayat’ yang ada padanya. Semua makhluk hidup dan tidak hidup di jagat raya ini dipenuhi ‘ayat’ yang menunjukkan bahawa alam semesta seisinya telah diciptakan. Di samping itu alam ini adalah cerminan dari ke-Mahakuasaan, Ilmu dan Kreasi Penciptanya. Adalah wajib bagi manusia untuk memahami ayat-ayat ini melalui akalnya, sehingga pada akhirnya menjadi hamba yang tunduk patuh di hadapan Allah s.w.t.


Kendatipun semua makhluk hidup adalah ayat Allah s.w.t, uniknya ada sejumlah binatang yang secara khusus disebut dalam Al-Quran. Satu di antaranya adalah nyamuk: ‘Sesungguhnya Allah s.w.t tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahawa perumpamaan itu benar dari Rabb mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: ‘Apakah maksud Allah s.w.t menjadikan ini untuk perumpamaan?’


Dengan perumpamaan itu ramai orang yang disesatkan Allah s.w.t, dan dengan perumpamaan itu (pula) ramai orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah s.w.t kecuali orang-orang yang fasik.’ (surah al-Baqarah, 2:26).


Mungkin ramai di antara kita yang menganggap nyamuk sebagai serangga yang biasa saja, bahkan menjengkelkan kerana suka mengganggu orang tidur. Akan tetapi pernyataan: ‘Sesungguhnya Allah s.w.t tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu’ semestinya mendorong kita untuk memikirkan keajaiban binatang yang satu ini.


Penghisap Madu Bunga


Anggapan ramai orang bahawa nyamuk adalah penghisap darah tidaklah sepenuhnya benar. Hanya nyamuk betina yang menghisap darah dan bukan yang jantan. Di samping itu, nyamuk betina menghisap darah bukan untuk keperluan makan mereka. Sebab baik nyamuk jantan mahupun betina, keduanya hidup dengan memakan ‘nectar’, yakni cairan manis yang dihasilkan oleh bunga tanaman (sari madu bunga). Satu-satunya alasan mengapa nyamuk betina, dan bukan jantan, menghisap darah adalah kerana darah mengandungi protein yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan telur nyamuk. Dengan kata lain, nyamuk betina menghisap darah untuk mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.


Perubahan Warna


Proses perkembangan nyamuk merupakan peristiwa yang paling menakjubkan. Di bawah ini huraian ringkas tentang metamorfosis nyamuk dimulai dari larva kecil melalui sejumlah fasa perkembangan yang berbeza hingga pada akhirnya menjadi nyamuk dewasa.


Nyamuk betina menyimpan telurnya, yang diberi makan berupa darah agar dapat tumbuh dan berkembang, pada dedaunan lembab atau kolam-kolam yang tidak berair di musim panas atau gugur. Sebelumnya, nyamuk betina ini menjelajahi wilayah yang ada dengan teliti menggunakan reseptornya yang sangat peka, terletak di perutnya.

Setelah mencari tempat yang sesuai, nyamuk mulai meletakkan telur-telurnya. Telur yang panjangnya kurang dari 1 mm ini diletakkan secara teratur hingga membentuk sebuah barisan. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya hingga berbentuk seperti sebuah sampan. Beberapa koloni telur ini ada yang terdiri dari 300 biji telur.


Telur-telur yang berwarna putih ini kemudian berubah warna menjadi semakin gelap, dan dalam beberapa jam menjadi hitam legam. Warna gelap ini berfungsi untuk melindungi telur-telur tersebut agar tidak terlihat oleh serangga mahupun burung pemangsa. Sejumlah larva-larva yang lain juga berubah warna, menyesuaikan dengan warna tempat di mana mereka berada, hal ini berfungsi sebagai kamuflase agar tidak mudah terlihat oleh pemangsa.


Larva-larva ini berubah warna melalui berbagai proses kimia yang terjadi pada tubuhnya. Tidak diragukan lagi bahawa telur, larva mahupun nyamuk betina bukanlah yang menciptakan sendiri ataupun mengendalikan berbagai proses kimia yang mengakibatkan perubahan warna tersebut seiring dengan perjalanan metamorfosis nyamuk. Mustahil juga jika sistem yang kompleks ini terjadi dengan sendirinya. Kesimpulannya adalah nyamuk telah diciptakan secara lengkap beserta dengan sistem perkembangbiakannya sejak pertama kali ia ada dan Pencipta yang Maha Sempurna ini adalah Allah s.w.t.


Hidup Sebagai Larva


Ketika penggal inkubasi telur telah berlalu, larva keluar dari telur-telur mereka dalam waktu yang hampir sama. Larva (jejentik nyamuk) yang makan terus-menerus ini tumbuh sangat cepat hingga pada akhirnya kulit pembungkus tubuhnya menjadi sangat ketat dan sempit. Hal ini tidak memungkinkan tubuhnya untuk tumbuh membesar lagi. Ini pertanda bahawa mereka harus mengganti kulit.


Pada tahap ini, kulit yang keras dan rapuh ini dengan mudah pecah dan mengelupas. Para larva tersebut mengalami dua kali pergantian kulit sebelum menyelesaikan penggal hidup mereka sebagai larva. Jejentik nyamuk mendapat makanan dengan cara yang menakjubkan. Mereka membuat pusaran air kecil dalam air dengan menggunakan bahagian hujung dari tubuh mereka yang ditumbuhi bulu sehingga mirip kipas.


Kisaran air tersebut menyebabkan bakteria dan mikro-organisme lainnya tersedut dan masuk ke dalam mulut larva nyamuk. Proses pernafasan jejentik nyamuk, yang kedudukannya terbalik di bawah permukaan air, terjadi melalui sebuah paip udara yang mirip dengan ‘snorkel’ (paip saluran pernafasan) yang biasa digunakan oleh para penyelam.


Tubuh jejentik mengeluarkan cairan yang kental, yang mampu mencegah air memasuki lubang tempat berlangsungnya pernafasan. Sungguh, sistem pernafasan yang canggih ini tidak mungkin dibuat oleh jejentik itu sendiri. Ini tidak lain adalah bukti ke-Mahakuasaan Allah s.w.t dan kasih sayang-Nya pada makhluk yang kecil ini, agar dapat bernafas dengan mudah.


Ketika Meninggalkan Kepompong


Pada tahap larva (jejentik), terjadi pergantian kulit sekali lagi. Pada tahap ini, larva tersebut berpindah menuju bahagian akhir dari perkembangan mereka yakni tahap kepompong (pupal stage). Ketika kulit kepompong terasa sudah sempit dan ketat, ini pertanda bagi larva untuk keluar dari kepompongnya.


Sewaktu masa perubahan terakhir ini, larva nyamuk menghadapi cabaran yang membahayakan jiwanya, yakni masuknya air yang boleh menyumbat saluran pernafasan. Hal ini disebabkan lubang pernafasannya, yang dihubungkan dengan paip udara dan menyembul di atas permukaan air, akan segera ditutup.


Jadi sejak penutupan ini, dan seterusnya, pernafasan tidak lagi melalui lubang tersebut, akan tetapi melalui dua paip yang baru terbentuk di bahagian hadapan nyamuk muda. Tidak menghairankan jika dua paip ini muncul ke permukaan air sebelum pergantian kulit terjadi (yakni sebelum nyamuk keluar meninggalkan kepompong).

Nyamuk yang berada dalam kepompong kini telah menjadi dewasa dan sedia untuk keluar dan terbang. Binatang ini telah dilengkapi dengan semua organ dan organelnya seperti antena, kaki, dada, sayap, abdomen dan matanya yang besar.


Kemunculan nyamuk dari kepompong dimulai dengan robeknya kulit kepompong di bahagian atas. Risiko terbesar pada tahap ini adalah masuknya air ke dalam kepompong. Untungnya, bahagian atas kepompong yang sobek tersebut dilapisi oleh cairan kental khusus berfungsi melindungi kepala nyamuk yang baru ‘lahir’ ini dari bersentuhan dengan air.


Masa ini sangatlah kritis. Sebab tiupan angin yang sangat lembut pun boleh menyebabkan kematian jika nyamuk muda tersebut jatuh ke dalam air. Nyamuk muda ini harus keluar dari kepompongnya dan memanjat ke atas permukaan air dengan kaki-kakinya sekadar menyentuh permukaan air.


Begitulah, seringkali hati kita tertutup dari memahami kebesaran Allah s.w.t pada makhluknya yang jelas kecil dan tidak bermakna. Kalau nyamuk yang kecil ternyata menyimpan keajaiban ciptaan Allah s.w.t yang begitu besar, bagaimana dengan makhluk-Nya yang lebih besar dan lebih sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-harinya.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan